Energi Nuklir, Aset Russia yang Ingin Digarap di Indonesia
Sebagai sebuah aset, energi nuklir merupakan salah satu aset berharga yang terbukti dapat memajukan bangsa apabila dikembangkan dengan baik. Baik di Rusia, maupun di Indonesia, peran penting dari energi nuklir dapat kita saksikan dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang menjadi sumber listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia.
Namun, belum lama ini ada berita yang sangat menggembirakan datang dari pertemuan antara Jokowi dengan Vladimir Putin di Istana Kremlim Moskow pada tanggal 30 Juni 2022 Kemarin. Dalam pertemuan ke dua kepala negara tersebut, Putin menyatakan bahwa Rusia tertarik untuk melakukan pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Rencana Putin untuk melakukan pengembangan energi nuklir di Indonesia tidak terlepas dari hubungan diplomatik antara Rusia dan Indonesia yang sudah sangat dekat sejak masa Kemerdekaan Indonesia dulu. Di satu sisi, proyek pengembangan energi nuklir ini merupakan proyek yang menguntungkan Indonesia dan Rusia.
"Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional," kata Putin lagi.
Rusia adalah salah satu negara dengan pemanfaaatan energi nuklir yang cukup menjanjikan di dunia. Meski dianggap sebagai negara dengan senjata nuklir terkuat, Rusia juga memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi.
Putin menyampaikan, Rusia percaya diri dengan proyek nuklir milik mereka dan turut menjelaskan perusahaan andal yang bergerak di bidang teknologi nuklir.
"Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama. Termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian," kata Putin.
Selain Nuklir, Putin juga Investasi di IKN
Selain melakukan Investasi di Indonesia dalam bidang nuklir, Putin juga menyampaikan ketertarikan dirinya untuk melakukan investasi di IKN kepada Jokowi.
"Kami siap untuk berpartisipasi dalam proyek bersama termasuk yang terkait dengan teknologi non energi misalnya di bidang kedokteran, di bidang pertanian," ujar Presiden Putin seperti dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden RI.
"Ada juga prospek yang baik untuk pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik. Rusian Railways bergabung dalam proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke pulau Kalimantan," tambahnya.
Menurut Putin, kerjasama dengan Indonesia sudah berlangsung sejak lama bahkan Rusia ikut andil dalam pembentukan negara Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia saat itu di kancah internasional.
Sejak itu, Rusia bahkan telah mengirim para sarjana di bidang teknik sipil ke Indonesia untuk membantu pembangunan infrastruktur industri seperti stadion, rumah sakit, dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Putin menyebut Rusia memiliki benyak peluang untuk kerja sama bisnis dalam mengembagkan infrastruktur transportasi dan logistik. Ia pun mengambil contoh Russian Railways, perusahaan BUMN Rusia bidang perkeretaapian.
"Russian Railways bisa mengambil bagian dalam rencana besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan," kata Putin dalam keterangan pers usai pertemuan dengan Jokowi di Kremlin, Moskow, 30 Juni 2022.
Moskow yang menjadi ibu kota Rusia, kata Putin, juga telah berkembang dengan cepat dan meningkatkan kualitasnya sebagai sebuah kota. Moskow pun dinilai dapat berpartisipasi dalam proyek IKN yang dinilai Putin ambisius ini.
Investasi Rusia, Sumber Dana Pembangunan IKN Selain APBN
Agar seluruh proses penyelenggaraan pemerintahan di IKN Nusantara bisa berjalan dengan baik dan berkesinambungan, maka pemerintah tak bolah hanya bergantung pada dana dari APBN saja.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggerakan mesin investasi di IKN.
Pemerintah sendiri sudah memasang target akan melakukan mobilisasi ke IKN Nusantara pada tahun 2024 mendatang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sendiri pernah mengatakan, proses perpindahan ke ibu kota negara akan dilakukan secara bertahap dan dimulai pada 2024.
Pada tahun tersebut, kemungkinan yang lebih dahulu pindah adalah istana negara dan sejumlah kementerian.
"Pindahnya bertahap. (Tahun) 2024 ini kemungkinan Istana dan empat hingga enam kementerian,” kata Jokowi saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media, Rabu (19/1/2022) sebagaimana dilansir dari pemberitaan KompasTV.
0 Response to "Energi Nuklir, Aset Russia yang Ingin Digarap di Indonesia"
Posting Komentar